PERKOSAAN SAAT KENCAN
Hal itu sungguh menakutkan. Benar-benar menakutkan secara fisik, emosional, dan mental, dan kejadian itu terjadi pada para remaja sepanjang masa. Yaitu date rape atau perkosaan saat kencan, yang juga sering disebut sebagai perkosaan kenalan, dimana para korban dipaksa atau diperdaya untuk melakukan suatu hubungan seks yang tidak mereka inginkan. Lebih lanjut, orang yang dikenal tidak melakukan perkosaan jenis ini. Para korban biasanya mengenal dan mempercayai para pelaku. Bahkan, mereka mengenal 75 persen dari pelaku saat kencan. Sebagian besar perkosaan jenis ini menimpa remaja puteri.
Apakah perkosaan saat kencan itu? "Perkosaan saat kencan adalah hubungan seks yang dipaksakan atau dengan kekerasan, yang terjadi antara rekan, pasangan kencan, teman, teman dari teman, atau kenalan biasa." Hngga era 1980an, perkosaan saat kencan belum memperoleh perhatian secara publik sebagaimana seharusnya dan terus berlangsung hingga saat ini. Banyak orang yang sudah angkat bicara menentang perhatian secara publik sebagaimana seharusnya dan terus berlangsung hingga saat ini. Banyak orang yang sudah angkat bicara menentang perbuatan itu, memberi kesaksian tentang hal itu, dan bertindak melawan perbuatan itu, memberi kesaksian tentang hal itu, dan bertindak melawan perbuatan itu. Meskipun demikian, hingga kini perkosaan saat kencan masih tetap menjadi kejahatan yang paling rendah tingkat pelapornya. Hasil dari studi yang dilakukan oleh Mary Koss dan rekan-rekan kerjanya terhadap sekitar 7.000 responden yang berumur dua puluhan, hanya 5 persen saja yang melaporkan kejadian yang menimpa diri mereka kepada polisi . Empat puluh dua persen dari para korban tidak menceritakan kepada siapun apa yang telah terjadi. Perlu lebih banyak suara lagi untukdiberikan pada isu yang telah menjangkiti bangsa ini.
Narkoba yang dikomsumsi untuk melakukan perkosaan saat kencan juga banyak beredar. Narkoba jenis ini tidak berbau, tidak berasa, dan bereaksi dengan sangat cepat. Narkoba tersebut cepat larut dalam minuman, hingga menjadi barang haram yang banyak dicari di tempat-tempat hiburan malam atau bar-bar. Narkoba jenis ini membuat para korban "menerima usul atau ajakan, melemahkan fisik, dan yang paling berbahaya, kehilangan memori menganai kejadian yang berlangsung setelah narkoba itu bereaksi."
Para anggota keluarga dan para sahabat yang peduli harus sadar akan tanda-tanda bahya potensi pemerkosaan yaitu: ketidakdewasaan, kurangnya perasaan terhadap orang lain, kecemburuan dan posesif atau sikap menguasai, mengabaikan berbagai keinginan si wanita dan membuatnya merasa berdosa karena menentang perbuatan itu, meningkatnya sikap memusuhi dan upaya mengasingkan korban, desakan agar berduaan saja pada kencan pertama, dan mempunyai pandangan yang merendahkan nilai dan martabat wanita.
Para korban seringkali mengalami dan/ atau menunjukan deperesi, kecenderungan dan pemikiran untuk bunuh diri, gangguan perilaku makan, tindakan melukai diri sendiri, penuh ketakutan dan rasa takut yang tidak logis, dan mengalami kesulitan yang semakin kuat dalam mempercayai siapa saja. Tentu saja, tanda-tanda ini tidak hanya menunjukkan terjadinya perkosaan saat kencan, tetapi semuanya itu merupakan respon yang umum terjadi dan harus ditanggapi dengan serius.
Sekalipun situasi perkosaan saat kencan antara satu kejadian dengan yang lainnya berbeda-beda, ada tiga unsur umum yang berlaku.
- Pertama adalah lokasi. Pemerkosa biasanya menempatkan korbannya di suatu tempat yang terisolir dan tidak bisa terdengar oleh oran lain. Josh McDowell dalam buku berjudul "Handbook on Counseling Youth", menceritakan seorang pemuda yang membawa temannya seorang mahasiswi baru di sutu Perguruan Tinggi, ke suatu tempat yang terpencil di tepi danau dan memperkosanya.
- Kedua, si pemerkosa bukanlah orang yang benar-benar asing, melainkan biasanya seseorang yang dipercayai oleh si korban
- Unsur umum yang ketiga adalah adanya tekanan. Apakah itu berupa tekanan secara fisik, emosional, psikologis, atau merupakan kombinasi bentuk-bentuk tekanan, si pemerkosa mencoba untuk memecah mental si korban sampai dia merasa benar-benar tanpa pengharapan. Seringkali dia akan mulai berpikir bahwa awal tindak pemerkosaan itu adalah karena kesalahannya.
- Sebagai tambahan, munculnya suatu kencerungan yang meningkat tajam dalam perkosaan-perkosaan akhir-akhir ini yakni upaya drugging atau terlebih dulu membuat si korban mabuk, baik dengan cara memasukkan sesuatu ke dalam minuman, atau cara-cara yang lain, tanpa sepengetahuan si korban.
Luka yang tertoreh dalam hisup mereka yang menjadi korban perkosaan beragam wujudnya. Secara fisik, suatu kehamilan mungkin terjadi dengan berbagai kesulitan-kesulitan seperti ketegangan saat si korban menghadapi orang yang dicintai dan memutuskan apa yang harus diperbuat terhadap bayi yang dikandungnya. Banyak kehamilan akibat pemerkosaan yang akhirnya digugurkan. Dampak fisik yang lain adalah kemungkinan si krban terkena suatu penyakit yang tertular melaui hubungan seksual dari pelaku perkosaan. Kedua dampak fisik ini mempengaruhi sepanjang sisa hidup si korban. Secara emosional dan secara psikologis, luka yang ditimbulkan sangatlah berat dan banyak, sekalipun korban secara fisik dapat bertahan atau tidak mengalami kehamilan. Dia mungkin terjatuh dalam depresi berat dan menimbulkan gangguan, seperti anoreksia atau melukai diri sendiri. Hubungannya dengan keluarga dan para sahabat mungkin berubah, karena dia menjadi sangat cemas dan waspada, dan mungkin saja mereka kini memandangnya dengan cara yang berbeda. Hal ini membuat kegiatan sekolah, gereja, dan bekerja menjadi makin sulit. Sekalipun si remja korban perkosaan itu mungkin berpikir bahwa dirinya kuat, rasa takut akan sellau tetap ada dalam benaknya. Bahkan ketakutan itu akan menghantui dalam mimpi-mimpinya.
Kunci dari perkosaan saat kencan adala pencegahan. Seorang anak remaja puteri dapat mengambil beberapa langkah yang berbeda. "Bicarakan secra terbuka mengenai seks, tetap bicarakan ketika hubungan Anda telah semakin akrab dan mendalam. Waspadalh terhadap minimum beralkohol atau jenis narkoba lain, jangan sampai mengurangi kemampuan Anda untuk menjaga diri Anda sendiri dan membuat keputusan yang logis." Sumber yang sama ini juga menyatakan, "Percayai naluri Anda. Jika tempat atas tindakannya membuat Anda gelisah dan tidak nyaman, segeralah keluar."
Orang dewasa yang peduli tidak akan mampu mencegah semua kejadian perkosaan saat kencan tetapi dapat membantu menghindarkan tindak-tindak perkosaan itu dengan melakukan beberapa hal. Pertama-tama, mereka dapat berbicara dengan anak-anak mereka, dalam lingkungan-lingkungan di sekitar mereka, di gereja-gereja, dan kelompok-kelompok kaum muda mengenai bahaya dan menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya yang dirasakan atau dilihat. Mereka dapat memberi tips (nasihat) cara berkencan yang aman, memberi saran apa yang harus dilakukan bila hal itu menimpa diri mereka, seperti berteriak ’Kebakaran!" sebagai ganti "Tolong!" dan mengajarkan pada mereka cara untuk melawan, dan apa yang ahrus diperbuat setelah diperkosa jika tindakan itu tetap terjadi. Juga, jika perkosaan terjadi, para korban membutuhkan konseling atau bimbingan kelompok pendukung. Di sinilah keluarga, para sahabat, dan para pelayan rohani bagi kaum muda dapat menciptakan perubahan yang besar bagi korban perkosaan. Beberapa anak-anak remaja puteri perlu mengetahui bahwa mereka bukanlah orang yang berbeda akibat perkosaan-bahwa mereka tidak perlu menjadi orang asing bagi para sahabat mereka setelah kejadian itu mereka lami. Mereka memerlukan orang-orang yang peduli.
Dua ayat berikut ini menawarkan dukungan bagi para korban perkosaan: "Suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami" (2 Tesalonika 1:5-7). "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN,Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Ulangan 31:6)
Apakah perkosaan saat kencan itu? "Perkosaan saat kencan adalah hubungan seks yang dipaksakan atau dengan kekerasan, yang terjadi antara rekan, pasangan kencan, teman, teman dari teman, atau kenalan biasa." Hngga era 1980an, perkosaan saat kencan belum memperoleh perhatian secara publik sebagaimana seharusnya dan terus berlangsung hingga saat ini. Banyak orang yang sudah angkat bicara menentang perhatian secara publik sebagaimana seharusnya dan terus berlangsung hingga saat ini. Banyak orang yang sudah angkat bicara menentang perbuatan itu, memberi kesaksian tentang hal itu, dan bertindak melawan perbuatan itu, memberi kesaksian tentang hal itu, dan bertindak melawan perbuatan itu. Meskipun demikian, hingga kini perkosaan saat kencan masih tetap menjadi kejahatan yang paling rendah tingkat pelapornya. Hasil dari studi yang dilakukan oleh Mary Koss dan rekan-rekan kerjanya terhadap sekitar 7.000 responden yang berumur dua puluhan, hanya 5 persen saja yang melaporkan kejadian yang menimpa diri mereka kepada polisi . Empat puluh dua persen dari para korban tidak menceritakan kepada siapun apa yang telah terjadi. Perlu lebih banyak suara lagi untukdiberikan pada isu yang telah menjangkiti bangsa ini.
Narkoba yang dikomsumsi untuk melakukan perkosaan saat kencan juga banyak beredar. Narkoba jenis ini tidak berbau, tidak berasa, dan bereaksi dengan sangat cepat. Narkoba tersebut cepat larut dalam minuman, hingga menjadi barang haram yang banyak dicari di tempat-tempat hiburan malam atau bar-bar. Narkoba jenis ini membuat para korban "menerima usul atau ajakan, melemahkan fisik, dan yang paling berbahaya, kehilangan memori menganai kejadian yang berlangsung setelah narkoba itu bereaksi."
Para anggota keluarga dan para sahabat yang peduli harus sadar akan tanda-tanda bahya potensi pemerkosaan yaitu: ketidakdewasaan, kurangnya perasaan terhadap orang lain, kecemburuan dan posesif atau sikap menguasai, mengabaikan berbagai keinginan si wanita dan membuatnya merasa berdosa karena menentang perbuatan itu, meningkatnya sikap memusuhi dan upaya mengasingkan korban, desakan agar berduaan saja pada kencan pertama, dan mempunyai pandangan yang merendahkan nilai dan martabat wanita.
Para korban seringkali mengalami dan/ atau menunjukan deperesi, kecenderungan dan pemikiran untuk bunuh diri, gangguan perilaku makan, tindakan melukai diri sendiri, penuh ketakutan dan rasa takut yang tidak logis, dan mengalami kesulitan yang semakin kuat dalam mempercayai siapa saja. Tentu saja, tanda-tanda ini tidak hanya menunjukkan terjadinya perkosaan saat kencan, tetapi semuanya itu merupakan respon yang umum terjadi dan harus ditanggapi dengan serius.
Sekalipun situasi perkosaan saat kencan antara satu kejadian dengan yang lainnya berbeda-beda, ada tiga unsur umum yang berlaku.
- Pertama adalah lokasi. Pemerkosa biasanya menempatkan korbannya di suatu tempat yang terisolir dan tidak bisa terdengar oleh oran lain. Josh McDowell dalam buku berjudul "Handbook on Counseling Youth", menceritakan seorang pemuda yang membawa temannya seorang mahasiswi baru di sutu Perguruan Tinggi, ke suatu tempat yang terpencil di tepi danau dan memperkosanya.
- Kedua, si pemerkosa bukanlah orang yang benar-benar asing, melainkan biasanya seseorang yang dipercayai oleh si korban
- Unsur umum yang ketiga adalah adanya tekanan. Apakah itu berupa tekanan secara fisik, emosional, psikologis, atau merupakan kombinasi bentuk-bentuk tekanan, si pemerkosa mencoba untuk memecah mental si korban sampai dia merasa benar-benar tanpa pengharapan. Seringkali dia akan mulai berpikir bahwa awal tindak pemerkosaan itu adalah karena kesalahannya.
- Sebagai tambahan, munculnya suatu kencerungan yang meningkat tajam dalam perkosaan-perkosaan akhir-akhir ini yakni upaya drugging atau terlebih dulu membuat si korban mabuk, baik dengan cara memasukkan sesuatu ke dalam minuman, atau cara-cara yang lain, tanpa sepengetahuan si korban.
Luka yang tertoreh dalam hisup mereka yang menjadi korban perkosaan beragam wujudnya. Secara fisik, suatu kehamilan mungkin terjadi dengan berbagai kesulitan-kesulitan seperti ketegangan saat si korban menghadapi orang yang dicintai dan memutuskan apa yang harus diperbuat terhadap bayi yang dikandungnya. Banyak kehamilan akibat pemerkosaan yang akhirnya digugurkan. Dampak fisik yang lain adalah kemungkinan si krban terkena suatu penyakit yang tertular melaui hubungan seksual dari pelaku perkosaan. Kedua dampak fisik ini mempengaruhi sepanjang sisa hidup si korban. Secara emosional dan secara psikologis, luka yang ditimbulkan sangatlah berat dan banyak, sekalipun korban secara fisik dapat bertahan atau tidak mengalami kehamilan. Dia mungkin terjatuh dalam depresi berat dan menimbulkan gangguan, seperti anoreksia atau melukai diri sendiri. Hubungannya dengan keluarga dan para sahabat mungkin berubah, karena dia menjadi sangat cemas dan waspada, dan mungkin saja mereka kini memandangnya dengan cara yang berbeda. Hal ini membuat kegiatan sekolah, gereja, dan bekerja menjadi makin sulit. Sekalipun si remja korban perkosaan itu mungkin berpikir bahwa dirinya kuat, rasa takut akan sellau tetap ada dalam benaknya. Bahkan ketakutan itu akan menghantui dalam mimpi-mimpinya.
Kunci dari perkosaan saat kencan adala pencegahan. Seorang anak remaja puteri dapat mengambil beberapa langkah yang berbeda. "Bicarakan secra terbuka mengenai seks, tetap bicarakan ketika hubungan Anda telah semakin akrab dan mendalam. Waspadalh terhadap minimum beralkohol atau jenis narkoba lain, jangan sampai mengurangi kemampuan Anda untuk menjaga diri Anda sendiri dan membuat keputusan yang logis." Sumber yang sama ini juga menyatakan, "Percayai naluri Anda. Jika tempat atas tindakannya membuat Anda gelisah dan tidak nyaman, segeralah keluar."
Orang dewasa yang peduli tidak akan mampu mencegah semua kejadian perkosaan saat kencan tetapi dapat membantu menghindarkan tindak-tindak perkosaan itu dengan melakukan beberapa hal. Pertama-tama, mereka dapat berbicara dengan anak-anak mereka, dalam lingkungan-lingkungan di sekitar mereka, di gereja-gereja, dan kelompok-kelompok kaum muda mengenai bahaya dan menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya yang dirasakan atau dilihat. Mereka dapat memberi tips (nasihat) cara berkencan yang aman, memberi saran apa yang harus dilakukan bila hal itu menimpa diri mereka, seperti berteriak ’Kebakaran!" sebagai ganti "Tolong!" dan mengajarkan pada mereka cara untuk melawan, dan apa yang ahrus diperbuat setelah diperkosa jika tindakan itu tetap terjadi. Juga, jika perkosaan terjadi, para korban membutuhkan konseling atau bimbingan kelompok pendukung. Di sinilah keluarga, para sahabat, dan para pelayan rohani bagi kaum muda dapat menciptakan perubahan yang besar bagi korban perkosaan. Beberapa anak-anak remaja puteri perlu mengetahui bahwa mereka bukanlah orang yang berbeda akibat perkosaan-bahwa mereka tidak perlu menjadi orang asing bagi para sahabat mereka setelah kejadian itu mereka lami. Mereka memerlukan orang-orang yang peduli.
Dua ayat berikut ini menawarkan dukungan bagi para korban perkosaan: "Suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami" (2 Tesalonika 1:5-7). "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN,Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Ulangan 31:6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hati-Hati konten ini dilindungi oleh Web Protector, Stop Copas
Apa komentar anda?
Berkomentarlah dengan sopan,dilarang buat link aktif dikomentar anda...Terima kasih